Christian Harito, S.T., Ph.D Bersama Tim Kembangkan Alat Homemade Raman Spectroscopy untuk Penelitian Covid-19
Sumber : Binus.ac.id
Binusian : Christian Harito, S.T., Ph.D
Selama masa pandemi, kita semua belajar banyak hal. Selain bertahan di tengah kondisi yang serba tidak pasti, beragam inovasi terus diciptakan agar manusia bisa mengatasi wabah ini dengan baik. BINUS UNIVERSITY melalui para BINUSIAN yang terdiri dari Christian Harito, S.T., Ph.D, Rienna Oktarina, Arief Budiman dan Andri Hardiansyah mencoba memberikan kontribusi lewat pembuatan homemade raman spectroscopy.
Raman spectroscopy sendiri bukanlah sebuah istilah yang asing dalam dunia teknik kimia. Ini merupakan teknik analisis non-destruktif yang memberikan informasi rinci tentang struktur kimia, fase dan polimorfi, kristalinitas, dan interaksi molekul. Ini didasarkan pada interaksi cahaya dengan ikatan kimia dalam suatu material.
Raman spectroscopy menyelidiki struktur kimia suatu bahan dan memberikan informasi tentang struktur dan identitas kimia, fase dan polimorfisme, stres/regangan intrinsik hingga kontaminasi dan pengotor. Dengan cara yang lebih sederhana, para BINUSIAN membuat homemade raman spectroscopy sendiri yang lebih murah.
Saat ini raman spectroscopy baru dimanfaatkan untuk quality control dalam start-up fabrikasi graphene di Bekasi PT. Ravelware Technology. Namun, ke depannya diharapkan bisa ikut berkontribusi dalam penelitian Covid-19 yakni pengujian dengan menggunakan saliva/air liur. Semakin banyaknya penelitian dengan berbagai pendekatan diharapkan bisa memberi kontribusi agar pandemi segera berakhir.
Penggunaan Raman Spectroscopy untuk Uji Covid-19 dengan Saliva di Dunia
Sumber : Binus.ac.id
Meski saat ini sudah banyak metode pengujian Covid-19 yang tersedia, umumnya biaya yang diperlukan masih sangat besar. Inilah yang membuat banyak peneliti di dunia mencari cara yang lebih mudah dan murah untuk mendeteksi pasien Covid-19. Salah satunya adalah dengan menggunakan raman spectroscopy.
Selain oleh para BINUSIAN, pendekatan berbasis raman untuk analisis air liur sudah dilakukan oleh banyak peneliti di dunia. Dilansir dari Nature.com, pengujian untuk membedakan air liur pasien terinfeksi Covid-19 dengan teknik raman spectroscopy juga sudah dilakukan oleh C. Carlomagno dkk. Akurasinya bahkan cukup tinggi yakni berkisar antara 89-95%.
Pengembangan homemade raman spectroscopy oleh para BINUSIAN diharapkan akan menjadi salah satu opsi yang murah dan mudah untuk mendeteksi virus Covid-19. Dengan begitu kita bisa bersama-sama mengakhiri masa pandemi yang mencekam ini.
#BINUSGROUP
#FosteringandEmpowering
#EmpoweringSociety
#BuildingTheNation
#40TahunBINUSBerkarya
#40thBINUS
#Lustrum8BINUS
#DiesNatalis40BINUS
#BINUS2020
#BINUS2035