Demi Lingkungan Sehat, Religiana Hendarti dan Tota Pirdo Kasih Ciptakan Alat Pengolah Limbah Pyrolisis

Pengelolaan sampah di Indonesia belum semaju negara Asia lainnya. Inilah sebabnya, beberapa BINUSIAN menciptakan alat pengolah limbah pyrolisis.

Sumber : Binus.ac.id

Sejak dahulu, pengelolaan sampah di Indonesia memang tidak sebaik negara lain di Asia seperti Korea Selatan dan Jepang. Inilah alasan banyak sekali masalah lingkungan yang muncul, mulai dari pencemaran sungai, laut, hingga tanah. Kebanyakan permasalahan timbul karena kurang maksimalnya pengelolaan sampah plastik.

Sebenarnya, masalah semacam ini tidak hanya ditemui di negara kita; beberapa negara lain seperti India dan Filipina juga memiliki kasus serupa. Meskipun begitu, bukan berarti hal tersebut bisa dibiarkan berlarut-larut. Diakui atau tidak, lingkungan bersih adalah awal mula dari majunya suatu bangsa.

Melihat fenomena tersebut, tim BINUSIAN yang dipimpin oleh Ibu Religiana Hendarti, S.T., M.T., Ph.D dan beranggotakan Tota Pirdo Kasih dari program studi Arsitektur menciptakan sebuah alat pengolah limbah plastik berbasis Pyrolisis.

Alat Pengolah Limbah Pyrolisis

Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, kebanyakan sampah terbuat dari plastik dan sulit diurai oleh tanah. Meskipun begitu, ternyata sampah memiliki sebuah manfaat yang jarang disadari, yaitu menjadi bahan bakar alternatif. Berawal dari fakta inilah, alat pengolah limbah Pyrolisis dibuat.

Fungsi utama Pyrolisis adalah mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar cair. Mungkinkah? Tentu saja mungkin, mengingat bahan utama pembuat plastik adalah PolyEthylen dan PolyPropylena yang berasal dari minyak bumi. Melalui proses pirolisis, plastik yang dibakar dengan suhu di atas 300 derajat celcius akan menghasilkan gas.

Gas tersebut kemudian didinginkan hingga terjadi perubahan bentuk menjadi minyak. Minyak tersebut nantinya tidak perlu diolah lagi karena bisa langsung digunakan sebagai bahan bakar. Untuk menghasilkan minyak yang banyak, tentu dibutuhkan plastik yang banyak.

Jadi, bisa dibilang alat pengolah limbah berbasis Pyrolisis ini merupakan solusi terbaik dalam penanganan sampah di Indonesia, terutama sampah plastik yang selama bertahun-tahun menjadi masalah utama.

Pemanfaatan Alat Pengolahan Limbah Berbasis Pyrolisis

Sebagai langkah awal, BINUSIAN mengenalkan alat pengolah limbah ini ke masyarakat di Jakarta Barat terutama di kawasan Meruya Selatan. Inilah sebabnya, sejak tahun 2020, masyarakat yang bermukim di kawasan tersebut mulai mengelola sampah plastik mereka untuk didaur ulang.

Mengingat di Meruya Selatan terdapat banyak pemukiman warga dan warung makan, minyak yang dihasilkan pun cukup banyak. Ke depannya, BINUSIAN berharap alat pengolah limbah ini bisa didistribusikan dan digunakan di kawasan lain—bahkan kalau perlu di seluruh Indonesia. Karena dengan adanya alat ini, pencemaran lingkungan akibat sampah plastik dapat diminimalisasi.

Selain ini, para BINUSIAN yang terlibat juga berharap ada inovasi-inovasi lain dari BINUS UNIVERSITY yang bermanfaat sehingga tujuan utama World Class University ini bisa tercapai, yaitu fostering and empowering society to build the nation.

 

#BINUSGROUP
#FosteringandEmpowering
#EmpoweringSociety
#BuildingTheNation
#40TahunBINUSBerkarya
#40thBINUS
#Lustrum8BINUS
#DiesNatalis40BINUS
#BINUS2020
#BINUS2035