Aksi Keren Empat Startup Baru dari Program Binus Start Up Accelerator di Echelon Indonesia 2016
Minggu lalu, tepatnya tanggal 5 dan 6 April, Echelon Indonesia 2016—sebuah konferensi start up regional—diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta Selatan. Acara yang mengangkat tema “Empowering Through Innovation” ini bertujuan untuk mempertemukan para startup, korporasi, dan UKM, baik dari dalam maupun luar negeri.
Acara ini menghadirkan banyak banget pembicara keren, antara lain, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kamadibrata, Direktur Lippo Group John Riady, CEO MatahariMall.com Hadi Wenas, dan Executive Director Skystar Ventures Geraldine Oetama.
Secara keseluruhan, Echelon Indonesia 2016 fokus pada tema e-commerce, disruptive technology, dan social entrepreneurship, melalui acara panel, workshop, serta pembahasan tren yang bakal berkembang di dunia startup.
Namun yang paling seru, Echelon Indonesia 2016 juga memberikan kesempatan untuk berbagai startupbaru untuk mempresentasikan dirinya sendiri. Salah satu contohnya adalah sesi University Talent workshop, dimana para mahasiswa dan fresh graduate Binus dari Program Binus Start Up Acceleratormempresentasikan startup mereka kepada khalayak ramai. FYI, para founders muda ini masih pada di bawah usia 25 tahun, lho!
Berikut empat startup keren dari Program Binus Start Up Accelerator tersebut yang berhasil Youthmanual “todong” untuk ajak ngobrol.
Mediagnosis
Mediagnosis adalah sebuah aplikasi kesehatan yang bisa memberikan diagnosis sederhana. Lewat aplikasi ini, kamu bisa ngecek gejala penyakit yang kamu alami, lalu aplikasi ini akan memberikan diagnosis umum penyakit yang kamu derita. Widih, persis kayak Baymax di film Big Hero 6, ya?
Tentu aja, diagnosanya nggak bisa terlalu spesifik ya, gaes. Gimanapun juga, aplikasi Mediagnosis ini bukan dokter. Tapi paling nggak, dengan aplikasi ini, kamu jadi bisa punya gambaran awal kondisi tubuh kamu. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan informasi berbagai fasilitas kesehatan di sekitar lingkungan kamu, seperti rumah sakit, klinik, spa, dan lain sebagainya.
William, COO & Co-Founder Mediagnosis, bilang, tim Mediagnosis juga sedang mengembangkan fitur resep obat online. Jadi, kalau kamu berobat, dokter tinggal perlu memberikan kamu kode nomer sebagai pengganti resep. Kode nomer ini lalu bisa kamu sebutkan di apotek, untuk menebus obatnya.
William yang lulusan Teknik Informatika Binus ini mengaku awalnya nggak pernah kepikiran punya startup. Namun karena William hobi datang ke acara startup, ia jadi mendapat banyak ide dan akhirnya memutuskan untuk membuat sesuatu yang bermanfaat.
Cek Training
Startup yang dicetuskan oleh Jonathan Toby ini adalah sebuah startup aplikasi yang berfungsi sebagai jembatan antara para trainers, alias pelatih, dengan para klien yang membutuhkan jasa trainer tersebut.
Sebagai contoh, apabila kamu adalah seorang trainer perpajakan yang ingin mengajar, kamu bisa memajang profil kamu di Cek Training. Trus, kalau ada individu atau perusahaan yang membutuhkan jasa trainer pajak, mereka bisa langsung hire kamu lewat aplikasi ini.
Jadi ibaratnya, Cek Training adalah mak comblang para profesional bin terpercaya. Tapi bukan buat nyari jodoh ya, gae, melainkan buat nyari pekerjaan dan jasa.
Toby yang lulusan Teknik Informatika Binus ini belajar entrepreneurship sendiri dari nol, lho, gaes. Awalnya ia sekedar membuat komunitas, rajin datang ke meet-up event, dan belajar melakukan presentasi dengan profesional. Lama kelamaan, lingkungan startup yang Toby terjuni bikin ia terpicu untuk bikin karya sendiri.
Toppon
Toppon adalah e-payment solution yang terinspirasi dari free charge startup di India.
Awalnya, CFO & Co-Founder Toppon, Orawan Phosiri yang akrab dipanggil Wei ini pengen bikin one-stop application untuk para pengguna yang mau beli pulsa hape, beli pulsa listrk, beli tiket, dan lain sebagainya. Tapi kemudian, Wei dan teman-teman sadar bahwa segmennya aplikasi seperti itu terlalu beragam. Pada akhirnya, Toppon cuma fokus di e-payment solution buat game aja.
Sejak zaman masih kuliah, Wei yang yang lulusan jurusan Marketing Communication ini memang sudah doyan banget ngobrolin ide-ide bisnis. Wei juga bilang, pada dasarnya dia memang lebih suka kerja lapangan daripada kerja di belakang meja. Hal inilah yang memicu Wei buat bikin startup dari usia muda.
Info Diskon
Dari namanya aja udah ketahuan ya, gaes, fungsi aplikasi ini apa. Yap, Info Diskon adalah aplikasi direktori diskon dari berbagai tempat dan brand. Lewat aplikasi ini, kamu tinggal ketik nama tempat atau brandnya, trus bakal keluar, deh, info-info diskon yang bisa bikin kamu belanja lebih hemat.
Daniel Wijaya Lim, COO & Co-Founder Info Diskon, merasa sekarang ini ada banyak banget retailers di Indonesia yang memberikan diskon untuk para konsumennya, tapi info-info diskon tersebut nggak tersampaikan dengan baik. Itulah alasan yang melatarbelakangi pembuatan aplikasi ini.
Daniel nggak mendirikan Info Diskon sendirian, namun bersama beberapa temannya—para mahasiswa jurusan Bisnis Internasional dan Desain Komunikasi Visual Binus—yang kebetulan punya visi dan misi sama.
Sejak kuliah semester dua, Daniel mengaku sudah pengen banget punya startup sendiri, namun waktu itu belum paham cara membangun bisnis. Tetapi Daniel gigih banget dalam mencari informasi dan bergelut di dunia start up, sampai akhirnya ia ketemu co-founder Info Diskon yang lain.
***
Semangat mereka untuk berkarya seru banget ya, gaes? Kegigihan mereka inilah yang kelak bakal menggerakkan perekonomian Indonesia. Semangat terus, ya, para CEO muda!
#GreaterNusantara
http://www.youthmanual.com/post/terkini/event/aksi-keren-empat-startup-baru-dari-program-binus-start-up-accelerator-di-echelon-indonesia-2016