BEE Braille Nusantara BINUS Membuka Akses Pendidikan yang Lebih Luas untuk Tunanetra di Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala
Komunitas tunanetra di Indonesia menghadapi kendala signifikan dalam mengakses informasi. Keterbatasan akses terhadap buku-buku dalam format braille, serta tingginya biaya produksi buku braille, menjadi penghalang utama bagi mereka untuk mengembangkan potensi diri.
Melihat masih terbatasnya akses literasi bagi tunanetra di Indonesia, BINUS menginisiasi pengembangan BEE Braille Nusantara. BEE Braille Nusantara hadir sebagai jawaban atas minimnya ketersediaan buku dalam format braille serta keterbatasan alat baca yang dapat diakses oleh tunanetra. Sebagian besar perangkat braille di pasaran hanya dapat digunakan secara personal, yang berarti hanya satu pengguna yang dapat mengakses perangkat dan konten di dalamnya pada waktu yang bersamaan. BEE Braille Nusantara dirancang untuk ditempatkan di tempat-tempat yang mudah diakses komunitas tunanetra, seperti di sekolah atau pusat literasi khusus. Ini membuka kesempatan lebih besar bagi para tunanetra untuk menikmati berbagai bahan bacaan.
Salah satu keunikan dari perangkat ini adalah keringkasannya. BEE Braille Nusantara memungkinkan penyandang tunanetra untuk mengakses ribuan buku tanpa perlu mencetak kertas braille, yang biasanya memerlukan banyak ruang dan biaya tinggi. Alat ini dapat menyimpan banyak judul buku dalam format digital dan bisa diakses dari beberapa perangkat secara bersamaan. Fitur-fitur utama yang dihadirkan di BEE Braille Nusantara di antaranya verifikasi pengguna melalui login, pencarian judul buku, konversi format epub yang mendukung berbagai format file seperti .pdf dan .docx, penyimpanan buku baik di server maupun di perangkat lokal, serta sistem jaringan khusus yang memungkinkan buku-buku di distribusikan ke beberapa perangkat BEE Braille sekaligus.
Hadirnya BEE Braille Nusantara bertujuan untuk menciptakan perpustakaan digital yang inklusif di kalangan tunanetra, memperluas kesempatan mereka dalam mengakses buku-buku digital yang sebelumnya sulit dijangkau.
Pada 7 November 2024, menjadi hari yang penuh harapan di Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, Kramat Jati, BINUS dan Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala mengadakan serah terima BEE Braille. Acara ini dibuka dengan sambutan dari Bapak Rico Wijaya, M.T.I., Deputy Head of Computer Engineering BINUS University, yang menjelaskan tujuan utama pemberian perangkat ini.
Bapak Rico menyampaikan bahwa tujuan utama hadirnya BEE Braille Nusantara adalah untuk meningkatkan akses literasi di kalangan tunanetra, mengingat akses terhadap buku dalam format braille masih sangat terbatas. ”Harapanya nanti teman-teman disini lebih banyak lagi variasi bacanya. Kita juga tahu dan kita juga sadari akses bacaan untuk temen-teman tunanetra ini minim. Kita juga berharap nanti akan lebih banyak lagi variasi file yang bisa di support oleh BEE Braille Nusantara.” ungkapnya.
Perwakilan Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, Bapak Abimanyu Soeharto, menyambut baik pemberian perangkat ini. Dalam sambutannya, ia menyatakan rasa syukur dan optimisme terhadap manfaat alat ini bagi para siswa. “Ini akan sangat bermanfaat sekali untuk anak-anak kami. Dengan alat ini, mereka bisa mengembangkan pengetahuan mereka. Tidak hanya sekedar mendengar dari guru pengajar, namun juga bisa membaca dari internet maupun komputer melalui alat baca ini,” ungkapnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan demo BEE Braille Nusantara yang dipandu oleh tim pengembang dari BINUS. Demo ini mencakup penjelasan tentang fitur-fitur perangkat serta simulasi penggunaannya. Para siswa dari SLB Rawinala, seperti Ifeh dari kelas 8 (delapan) dan Jericho dari kelas 7 (tujuh), juga berkesempatan mencoba langsung perangkat ini. Keduanya tampak antusias dan gembira saat merasakan bagaimana teknologi ini bekerja melalui sentuhan dan gerakan tangan mereka di atas perangkat.
Setelah sesi demo, acara dilanjutkan dengan penyerahan simbolis perangkat BEE Braille Nusantara kepada Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala. Penyerahan ini menjadi simbol kolaborasi antara BINUS dan Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala dalam upaya menciptakan akses literasi yang lebih luas dan merata. Acara ini diakhiri dengan foto bersama.
Hadirnya BEE Braille Nusantara di Indonesia membawa harapan besar dalam mengatasi tantangan akses literasi bagi tunanetra. BINUS terus berkomitmen dalam membina dan memberdayakan komunitas tunanetra dengan meluncurkan BEE Braille Nusantara. Perangkat ini memudahkan tunanetra mengakses buku-buku digital, membuka peluang baru bagi mereka untuk belajar dan berkembang. BINUS berharap, semoga inisiatif ini menjadi langkah awal terciptanya ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga komunitas tunanetra di Indonesia dapat menikmati hak yang sama dalam memperkaya wawasan dan membangun masa depan yang lebih baik.