Meningkatkan Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi Indonesia Melalui Program Internasionalisas

BINUS University sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia terus berkomitmen membina dan memberdayakan masyarakat melalui pendidikan yang berkualitas. Untuk mewujudkan ini, kolaborasi strategis dengan berbagai pihak diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam menghadapi tantangan global.

BINUS University bermitra strategis dengan program SHARE (Support to Higher Education in the ASEAN Region) menjadi co-host seminar berskala internasional yang bertajuk “Enhancing Graduate Employability in ASEAN through Internasionalisation of Higher Education” pada (22/11).

SHARE adalah program yang didanai Uni Eropa (UE) dengan tujuan untuk memperkuat kerja sama regional, meningkatkan kualitas, daya saing, dan internasionalisasi lembaga pendidikan tinggi dan mahasiswa ASEAN, serta berkontribusi pada komunitas ASEAN. Program ini juga bertujuan meningkatkan kerja sama antara UE dan ASEAN untuk menciptakan ruang pendidikan tinggi ASEAN. SHARE memiliki konsorsium yang dipimpin oleh British Council dan terdiri dari German Academic Exchange Service (DAAD), Nuffic, dan European Association for Quality Assurance in Higher Education (ENQA) yang bekerja sama dengan mitra-mitra di ASEAN untuk mengimplementasikan program SHARE.

Bertempat di Hotel Le Meridien, Jakarta, seminar ini dihadiri lebih dari 200 pembicara dan peserta yang terdiri dari pemangku kepentingan dari akademik, perwakilan Kementerian, dan industri di lingkup anggota ASEAN dan Uni Eropa yang membahas kerangka kualifikasi/penyelarasan dalam hal program internasionalisasi sebagai upaya meningkatkan daya saing dan kemampuan lulusan mendapatkan pekerjaan (graduate employability).

Ditemui dalam Media Roundtable, Diah Wihardini selaku BINUS Global Director mengatakan, “BINUS UNIVERSITY bekerja sama dengan SHARE adalah untuk program pertukaran mahasiswa. Kami membuka pendaftaran dan mengadakan seleksi mahasiswa berdasarkan persyaratan yang ditentukan. Kami juga menerima mahasiswa dari ASEAN yang berasal dari mitra perguruan tinggi melalui SHARE,” jelasnya.

“Selain pertukaran mahasiswa, kami juga mengikuti beberapa workshop dan training. Ini banyak diikuti oleh dosen yang diharapkan dapat membagikan pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari program pelatihan tersebut ke institusi ataupun mahasiswanya, sehingga memiliki dampak yang lebih besar. Sebaliknya, kami juga memfasilitasi dosen untuk menjadi trainer,” imbuh Diah Wihardini.

“BINUS University memiliki sistem akademik di mana setiap mahasiswa bisa memilih 7 program enrichment, yang salah satunya mendukung mobility program dalam bentuk student exchange untuk kuliah keluar negeri selama 1 semester. Selain itu terdapat juga minor program yang dapat dipilih mahasiswa yang bertujuan memperluas wawasan di luar program utama yang mereka ambil agar mahasiswa siap untuk terjun ke dalam dunia profesional ataupun menjadi entrepreneur,” jelas Prof. Dr. Achmad Kuncoro, M.M. selaku Vice Rector Academic Development BINUS University.

“DAAD adalah organisasi asal Jerman yang menaungi kerja sama akademik, terutama dalam pertukaran antara pelajar, cendekiawan, akademisi, dan ilmuwan. Kami menawarkan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang ingin studi di Jerman dan juga sebaliknya. Dalam program SHARE sendiri, DAAD bertanggung jawab untuk mengimplementasikan komponen kerangka kualifikasi (qualifications frameworks/QF) dan penjaminan mutu (quality assurance/QA), yang merupakan salah satu dari tiga outcome program ini,” jelas Dr. Guido Schnieders selaku Direktur kantor DAAD Jakarta dan perwakilan dari SHARE.

Penjaminan mutu yang diterapkan SHARE dijelaskan lebih lanjut oleh Dr. Ursula Paintner selaku Director Communications DAAD dan perwakilan dari SHARE.

“SHARE memastikan keselarasan sistem penjaminan mutu (quality assurance/QA) yang berlaku dalam seleksi dan proses program mobilitas. Proses yang cukup kompetitif bagi peserta dan kerja sama yang kami jalin dengan lembaga penjaminan mutu (quality assurance/QA) bertujuan untuk menciptakan kerangka penjaminan mutu yang sama berlaku pada perguruan tinggi di ASEAN” tegas Dr. Ursula.

“Dalam program SHARE, DAAD mendukung penyelarasan sistem penjaminan mutu di ASEAN melalui peninjauan lembaga QA eksternal. Badan-badan eksternal QA telah mengembangkan kerangka kerja QA yang inklusif dan berkembang, atau lebih diketahui sebagai AQAF, yang dapat dijadikan tolok ukur,” tegas Dr Ursula.

Upaya menjalin kolaborasi dengan mitra strategis di lingkup akademis maupun non-akademis menjadi bagian penting yang dilakukan BINUS University untuk mewujudkan visi sebagai “A World class university, fostering and empowering the society in building and serving the nation”.