Prof. Dr. Juneman Abraham, S. Psi., M.Si.: Membawa Suara Keilmuan dan Moralitas dalam Perjalanan Anti-Korupsi

Cerita BINUSIAN kembali mendatangkan sosok yang aktif dan inspiratif, pada podcast kali ini kedatangan Guru Besar Tetap Bidang Marketing yaitu Prof. Juneman Abraham, S. Psi., M.Si.. Beliau tahun lalu resmi menjadi Guru Besar ke dua puluh yang dikukuhkan Universitas Bina Nusantara. Prof. Juneman Abraham, S. Psi., M.Si., seorang Guru Besar tetap di bidang Psikologi Sosial di Universitas Bina Nusantara, bukan hanya seorang akademisi yang berprestasi, tetapi juga seorang pemerhati alam dan kebudayaan. Memiliki kegemaran berkunjung ke Taman Ismail Marzuki, Prof. Jun, demikian ia akrab dipanggil.

Pengukuhan Profesor termuda di usia 39 tahun pada Mei 2023 di Universitas Bina Nusantara menandai tonggak penting dalam karir akademisnya yang telah berlangsung selama 11 tahun. Orasi ilmiahnya yang berjudul “Melawan Korupsi Ilmu: Trajektori Sains terbuka dan Psikoinformatika” menjadi bukti keseriusannya dalam membawa perubahan dalam dunia ilmiah.

Prof. Juneman menganggap jabatan akademik sebagai sebuah amanah yang membebaskannya untuk menyuarakan tanggung jawab keilmuannya, terutama dalam konteks peristiwa-peristiwa penting seperti pemilihan umum. Beliau menyadari bahwa suara keilmuan dan moralitas memiliki peran krusial dalam membentuk pandangan kolektif dalam masyarakat.

Dalam kesempatan podcast bersama Cerita BINUSIAN, Prof. Juneman menguraikan alasan di balik tema orasi ilmiahnya. Beliau menyoroti fenomena korupsi ilmu, yang juga merupakan bagian dari tantangan korupsi yang lebih luas dalam masyarakat. Dengan pemahaman psikologisnya, Prof. Juneman mendalami akar penyebab perilaku koruptif dan mencari solusi melalui riset dan aksi nyata.

Pentingnya pendekatan psikologis dalam mencegah korupsi telah menjadi fokus risetnya selama lebih dari 10 tahun. Beliau tidak hanya berhenti pada teori, tetapi juga menerapkan temuannya dalam tindakan nyata, termasuk melalui keterlibatannya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kementerian Keuangan.

Namun, perjalanan Prof. Juneman dalam memerangi korupsi tidaklah mudah. Ia menyadari bahwa upayanya tidak dapat dilakukan sendirian. Dukungan dari keluarga, rekan akademisi, dan mahasiswa sangatlah penting dalam menjaga semangat dan keberanian dalam menghadapi risiko.

Selain sebagai akademisi, Prof. Juneman juga berperan sebagai pembimbing dan penggerak aksi nyata mahasiswa dalam masyarakat. Beliau meyakini bahwa mahasiswa memiliki potensi besar sebagai agen perubahan sosial, yang dapat menerjemahkan ilmu teori menjadi tindakan nyata.

“Mahasiswa adalah agen perubahan yang dapat mengimplementasikan ilmu teori menjadi aksi nyata kepada masyarakat sekitar. Melalui mata kuliah intervensi psikologi saya mengajak mahasiswa untuk tidak hanya sekedar memahami teori saja tetapi datang ke masyarakat, mendengarkan mereka yang marginal, mereka yang terpinggir, dan ikut merasakan keresahan orang-orang yang berada dibawah. Saya ingin melihat perubahan sosial apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini disambut baik oleh mahasiswa dengan semangat membuat proyek-proyek aksi nyata. Saya sangat gembira dengan kemauan willingness mahasiswa untuk melakukan perubahan-perubahan sosial di lingkungan dari lingkungan terdekat. Mahasiswa yang saya ajar di perkuliahan betul-betul mengamalkan fostering and empowering pada masyarakat” ucap Prof. Juneman.

Pesan Prof. Juneman kepada anak muda adalah untuk terus belajar dan terlibat aktif dalam perubahan sosial. Baginya, keberanian untuk melakukan perubahan yang nyata adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Dengan semangat “Ever Onward Never Retreat”, Prof. Juneman Abraham terus melangkah maju dalam perjalanannya sebagai seorang akademisi dan pembela integritas ilmiah serta moralitas dalam masyarakat. Dedikasinya dalam memerangi korupsi, baik dalam bidang penelitian maupun aksi nyata, adalah contoh nyata dari peran seorang guru besar dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan.

Kontribusi Prof. Juneman Abraham dalam memerangi korupsi dan menyuarakan nilai-nilai keilmuan serta moralitas dalam masyarakat merupakan bentuk aksi nyata dari semangat BINUSIAN dengan membina dan memberdayakan masyarakat serta memperjuangkan perubahan yang positif untuk Nusantara.